Pada 1817-1883, Jember hanya merupakan
wilayah distrik/kawedanan yang berada di bawah wilayah Afdeeling Bondowoso,
Karesidenan Besuki. Perkembangan yang cukup signifikan di wilayah Jember,
khususnya pada bidang perkebunan, menjadikan Jember pada tahun 1883 dimekarkan
menjadi wilayah afdeeling mandiri dan terpisah dari Afdeeling Bondowoso, namun
keduanya masih dalam wilayah Karesidenan Besuki. Sebagai wilayah afdeeling,
Jember pertama kali dipimpin oleh seorang bupati yang merupakan orang pribumi
bernama R. Panji Kusumonegoro yang diawasi oleh seorang asisten residen berkebangsaan
Belanda bernama C.H Blanken, yang merupakan kepanjangan tangan dari Residen
atau Gubernur Jenderal. Jember kala itu membawahi 4 wilayah distrik/kawedanan,
yakni: distrik Jember, Sukokerto, Puger, dan Tanggul. Masing-masing
kawedanan dipimpin oleh seorang wedana yang merupakan orang pribumi dan diawasi
oleh seorang controleur yang merupakan orang berkebangsaan Belanda. Selain jabatan-jabatan
tersebut, ada pula jabatan patih yang berfungsi sebagai perantara bupati dengan
para wedananya. Istana atau kantor Patih
Jember, diperkirakan ada di Jl. Trunojoyo Kelurahan Kepatihan Kaliwates. Adapun
kantor dan rumah kediaman wedana, kini telah menjadi kantor Masjid Baitul Amin.
Pada akhir tahun 1800-an hingga awal
1900-an, terjadi beberapa pemekaran dari 4 distrik yang ada. Distrik Jember
mengalami pemekaran menjadi Distrik Jember dan Distrik Rambipuji. Distrik Puger
mengalami pemekaran menjadi Distrik Puger dan Distrik Wuluhan. Distrik Sukokerto
berubah menjadi Distrik Mayang dan Distrik kalisat. Adapun Sukokerto, kini hanya
menjadi salah satu desa di wilayah Kecamatan Sukowono.
Perlu Sewa ruang meeting di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya
Kemudian pada tanggal 1 Januari 1929, Pemerintah
Kolonial Hindia Belanda menerbitkan Besluit Staatblad nomor 322 yang
ditandatangani oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda kala itu, yaitu Andries
Cornelis Dirk de Graeff di Istana Cipanas. Tanggal keluarnya besluit tersebut,
belakangan hari ditetapkan sebagai hari Jadi Kabupaten Jember. Besluit mengubah
status wilayah Jember dari afdeeling menjadi Regentschap. Kedua istilah
tersebut sesungguhnya tidak berbeda, mengacu kepada wilayah setingkat kabupaten.
Pada tahun itu pula, RT. Ario Notohadinegoro sebagai bupati pertama Jember
sejak statusnya diubah menjadi Regentschap. Nama bupati Notohadinegoro kini
diabadikan sebagai nama Bandara Jember yang berlokasi di Desa Wirowongso Kecamatan
Ajung.
Perlu Sewa ruang kantor murah di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya
Perlu Sewa ruang kantor murah di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya
Sebagai wilayah Regentschap, Jember
terdiri dari 7 wilayah distrik. Kemudian pada tahun 1941, masing-masing wilayah
distrik tersebut dipecah lagi menjadi wilayah-wilayah yang lebih kecil yang
disebut dengan Onderdistrik, totalnya ada 25 Onderdistrik. Berikut ini rincian
wilayah distrik dan onderdistrik di Jember pada masa lalu:
- Distrik Jember meliputi onderdistrik Jember, Wirolegi, dan Arjasa.
- Distrik Kalisat meliputi onderdistrik Kalisat, Ledokombo, Sumberjambe, dan Sukowono.
- Distrik Rambipuji meliputi onderdistrik Rambipuji, Panti, Mangli, dan Jenggawah.
- Distrik Mayang meliputi onderdistrik Mayang, Silo, Mumbulsari, dan Tempurejo.
- Distrik Tanggul meliputi onderdistrik Tanggul, Sumberbaru, dan Bangsalsari.
- Distrik Puger meliputi onderdistrik Puger, Kencong Gumukmas, dan Umbulsari.
- Distrik Wuluhan meliputi onderdistrik Wuluhan, Ambulu, dan Balung.
Perlu Sewa virtual office murah di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya
Pada perkembangan berikutnya, pusat-pusat
perdagangan baru, terutama perdagangan hasil-hasil pertanian di beberapa
wilayah distrik terbentuk, seperti Balung dan Kencong. Hal ini berdampak pada
pergeseran pusat-pusat pemerintahan di tingkat distrik, seperti distrik Wuluhan
bergeser ke Balung, dan Distrik Puger bergeser ke Kencong.
Sejak tahun 1950, istilah Regenschap Jember
diubah menjadi Kabupaten Jember. Kemudian pada tahun 1976, Jember dimekarkan menjadi
Kabupaten Jember dan Kota Jember. pada tahun itu pula, Kecamatan Jember dihapus
dan dari wilayahnya dibentuk 3 kecamatan baru, yaitu: Sumbersari, Patrang dan
Kaliwates. Kemudian Kecamatan Wirolegi diubah menjadi Kecamatan Pakusari,
adapun Wirolegi, kini menjadi salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan
Sumbersari. Kecamatan Mangli juga mengalami perubahan menjadi Kecamatan
Sukorambi, adapun Mangli kini menjadi salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan
Kaliwates. Bersamaan dengan pembentukan Kota Administratif Jember, wilayah
Kewedanan Jember bergeser pula dari Jember ke Arjasa dengan wilayah kerja
meliputi Arjasa, Pakusari, dan Sukowono yang sebelumnya masuk Distrik Kalisat.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, secara administratif Kabupaten
Jember saat itu terbagi menjadi tujuh Wilayah Pembantu Bupati, satu wilayah
Kota Administratif, dan 31 Kecamatan, yakni:
- Kota Administratif Jember meliputi Kecamatan Kaliwates, Patrang dan Sumbersari;
- Pembantu Bupati di Arjasa meliputi Kecamatan Arjasa, Jelbuk, Pakusari dan Sukowono;
- Pembantu Bupati di Kalisat meliputi Kecamatan Ledokombo, Sumberjambe dan Kalisat;
- Pembantu Bupati di Mayang meliputi Kecamatan Mayang, Silo, Mumbulsari dan Tempurejo;
- Pembantu Bupati di Rambipuji meliputi Kecamatan Rambipuji, Panti, Sukorambi, Ajung dan Jenggawah;
- Pembantu Bupati di Balung meliputi Kecamatan Ambulu, Wuluhan dan Balung;
- Pembantu Bupati di Kencong meliputi Kecamatan Kencong, Jombang, Umbulsari, Gumukmas dan Puger;
- Pembantu Bupati di Tanggul meliputi Kecamatan Semboro, Tanggul, Bangsalsari dan Sumberbaru.
Perlu Sewa tempat usaha murah di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya
Pada tahun 2001, keberadaan Kota
administratif Jember dihapus, demikian pula lembaga Pembantu Bupati dihapus,
diganti dan rampingkan menjadi 4 Kantor Koordinasi Camat, yakni:
- Kantor Koordinasi Camat Jember Barat di Tanggul
- Kantor Koordinasi Camat Jember Selatan di Balung
- Kantor Koordinasi Camat Jember Tengah di Rambipuji
- Kantor Koordinasi Camat Jember Timur di Kalisat
No comments:
Post a Comment