Wednesday, July 31, 2019

Mendongkrak Potensi Kopi Jember


Bingung cari TOKO BAJU GAMIS JEMBER, ya di Muslim Mode

“Lain daerah lain kopinya, Lain kebun lain rasanya”, mungkin demikian adagium yang bisa menggambarkan karakteristik komoditas kopi. Berdasarkan spesiesnya, sebenarnya hanya ada dua jenis kopi yang terkenal di dunia, yakni Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Namun kondisi tanah, iklim, dan ketinggian wilayah merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cita rasa kopi yang dihasilkan. Sehingga meskipun jenis kopi yang ditanam merupakan spesies yang sama, namun cita rasa dan keunikan kopi yang dihasilkan boleh jadi berbeda. Kekayaan alam dan keunikan kondisi geografis Indonesia, membuat Indonesia memiliki banyak jenis kopi berdasarkan kekhususan wilayahnya.

Bingung cari MODEL MUSLIM TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Sebut saja beberapa jenis kopi nusantara yang terkenal, bahkan sampai mendunia antara lain: Kopi Luwak, Kopi Gayo dari Aceh, Kopi Kintamani dari Bali, Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan, Kopi Java Ijen Raung dari Bondowoso, Kopi Rangsang Meranti dari Riau, Kopi Bajawa dari Flores, Kopi Temanggung dari Jawa Tengah, Kopi Mandailing dari Sumatera Utara, Kopi Gunung Puntang dari Jawa Barat, Kopi Tanggamus dari Lampung, dan lain sebagainya. Jember sebagai salah satu daerah yang sejak lama telah dikenal sebagai penghasil kopi, juga memiliki jenis kopi dengan kekhususan dan keunikan tersendiri, yang jika dikembangkan dengan serius berpotensi untuk menjadi kopi yang mendunia. Berikut ini produk kopi khas Jember yang perlu diketahui:

Kopi Rengganis

Bingung cari KOLEKSI BAJU TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Kopi ini merupakan salah satu kopi kopi khas Jember yang dihasilkan dari biji kopi yang ditanam di Lereng Argopuro. Nama Rengganis diambil dari yang nama puncak dari Gunung Argopuro, yang juga merupakan nama seorang dewi berparas cantik jelita dalam salah satu Legenda Jawa. Selain karakter tanah, ketinggian, dan iklim dimana kopi ini ditanam, hal lain yang menjadikan kopi ini berbeda adalah teknik yang dipakai dalam memanen dan mengolah biji kopi hasil panen.

Bingung cari FASHION BUSANA MUSLIM JEMBER, ya di Muslim Mode

Kopi Rengganis dipanen dengan menggunakan metode modern. Metode modern disini tidak berarti menggunakan alat-alat modern, tetapi menggunakan cara dan memperhatikan standar modern dalam pemanenan biji kopi yang disebut Sistem Honney. Sistem pemanenan ini dilakukan dengan benar-benar memperhatikan warna buah kopi yang sudah matang. Buah kopi yang sudah dipanen akan dipisahkan dari kulitnya dan dipotong, namun daging buah tidak dipisahkan dari biji kopi. Proses pengeringannya dilakukan selama 2 minggu jika mendapat cahaya matahari terus menerus. Namun jika musim penghujan, proses pengeringan bisa berlangsung selama 4 bulan. Inilah yang menjadikan keunikan cita rasa Kopi Rengganis.

Bingung cari TOKO BAJU GROSIR JEMBER, ya di Muslim Mode

Keberadaan Kopi Rengganis, berikut keunikan cita rasanya menjadi daya Tarik tersendiri bagi para penikmat kopi, sekaligus berpotensi menjadi salah satu ikon Kabupaten Jember. Meskipun kopi ini memiliki ciri khas dan keunikan rasa, namun harga Kopi Rengganis masih tergolong murah. Harga 1 kg Kopi Rengganis hanya dibanderol dengan harga mulai dari Rp 25.000 saja untuk biji hijau, sedangkan untuk kopi yang sudah diolah dan disangrai menapai Rp 50.000 hingga Rp 60.000 ribu per kilonya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan lahan dan kurangnya edukasi terhadap petani tentang proses pengolahan kopi.

Kopi Kahyangan

Bingung cari TOKO BAJU MURAH JEMBER, ya di Muslim Mode

Kopi ini dihasilkan dari perkebunan kopi yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan, yang merupakan salah satu Perusahaan BUMD di Jember. Kopi ini merupakan salah satu produk kopi khas Jember yang nampaknya perlu mendapat perhatian secara lebih serius dari pemerintah daerah dalam upaya memajukannya. Meskipun memiliki aroma dan cita rasa yang cukup baik, namun kopi ini agaknya kesulitan menghadapi persaingan berat dengan jenis kopi-kopi lain yang ada. Selain itu, surutnya produk kopi ini juga karena terkena imbas dari pengelolaan PDP Kahyangan yang terkesan kurang profesional bahkan salah urus sehingga mengakibatkan kerugian terus-menerus beberapa tahun terakhir ini. Biaya operasional di PDP Kahyangan mencapai Rp3,6 miliar setiap bulan, sedangkan pendapatan dari sejumlah komoditas hanya Rp1,6 miliar, sehingga kerugiannya sebesar 2 miliar per-bulan.  Dengan kondisi keuangan semacam itu, PDP Kahyangan tentu sulit memenuhi target agar bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 3,5 miliar.

Bingung cari FASHION HIJAB TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Belum lagi permasalahan Tagihan pembelian karet 159 ton kepada PT. Nanggala Mitra Lestari (PT. NML) Surabaya senilai Rp 3,9 milyar lebih dan uang senilai Rp 1 miliar yang dipinjam oleh manajemen Persid yang belum dibayar menambah kemelut permasalahan di PDP Kahyangan. Beruntungnya pada awal tahun 2018 kasus tersebut berhasil diselesaikan di Kejaksaan Jember. PT Nanggala akhirnya bersedia membayar utang pada PDP Kahyangan hutang senilai Rp 3,9 milyar dengan cara mengangsur minimum Rp 300 juta setiap bulan yang akan dimulai bulan Maret 2018.

Bingung cari BAJU MUSLIM MURAH JEMBER, ya di Muslim Mode

Memang untuk memajukan Kopi Kahyangan nampaknya diperlukan langkah-langkah yang tidak mudah. Upaya tersebut antara lain perlu diawali dengan penuntasan kemelut permasalahan yang diikuti penataan menejemen dan pengelolaan yang lebih profesional pada institusi PDP. Sedangkan berkaitan dengan produk Kopi Kahyangan, dibutuhkan kreativitas dan inovasi lebih dalam meningkatkan nilai unggul kopi ini disertai upaya lebih keras dalam mengenalkan dan memasarkan produk Kopi Kahyangan, sebagai produk kopi lokal Jember.

Bingung cari KOLEKSI BAJU MUSLIM JEMBER, ya di Muslim Mode

Menengok Sentra Kopi Luwak Jember



Bingung cari TOKO BAJU GAMIS JEMBER, ya di Muslim Mode

Kopi Luwak merupakan komoditas asli nusantara yang telah mendunia, bahkan dinobatkan sebagai kopi eksotis dan termahal di pasaran dunia. Siapa sangka jika kopi ini asalnya ditemukan secara tidak sengaja saat penerapan kebijakan tanam paksa kopi pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Sebagai komoditas yang mahal di pasaran Eropa kala itu, kopi hanya bisa dinikmati oleh orang Eropa atau kalangan elit priyayi. Adapun rakyat pribumi, Pemerintah Belanda tidak mengizinkan mereka memetik apalagi ikut menikmati seduhan kopi. Untuk bisa menikmati kopi, rakyat yang bekerja sebagai buruh perkebunan, hanya bisa memunguti biji kopi yang tercecer dan bercampur dengan kotoran luwak. Kopi rakyat yang terolah dari kotoran luwak tersebut ternyata justru memiliki cita rasa yang lebih nikmat dari kopi biasa yang dinikmati oleh kalangan elit. Kabar kenikmatan kopi Luwak akhirnya mengundang keingintahuan kalangan elit untuk mencicipinya. Dari sinilah akhirnya kopi luwak, yang awalnya merupakan kopi kalangan buruh perkebunan dan rakyat jelata pada era kolonial, berikutnya berubah menjadi kopi elit dan termahal di pasaran dunia.

Bingung cari MODEL MUSLIM TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Karena berbahan biji kopi yang keluar lewat anus binatang bahkan bercampur dengan kotorannya, maka olahan kopi ini sempat dilematis halal ataukah haram hukum mengkonsumsinya. Dalam tinjauan fiqh klasik, apapun yang keluar dari anus (manusia ataupun binatang), entah wujudnya telah berubah menjadi kotoran ataupun masih utuh seperti aslinya, maka hukumnya haram. Namun setelah permasalahan ini dikaji dalam komisi fatwa dengan menghadirkan dan mendengar penjelasan dari ahli kopi, ahli pangan, dan dokter hewan, akhirnya MUI memutuskan bahwa biji kopi Luwak bukanlah barang yang najis, melainkan berstatus mutanajis, yakni barang yang asalnya suci namun terkena najis.

Bingung cari KOLEKSI BAJU TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Menurut penjelas para ahli yang dihadirkan, Luwak sebenarnya hanya mengkonsumsi bagian daging buah kopi yang berwarna merah yang nantinya dikeluarkan sebagai kotoran Luwak. Adapun bagian biji kopi, meskipun ikut dikeluarkan sebagai kotoran Luwak, namun tetap sebagai biji kopi biasa. Sistem pencernaan Luwak yang sederhana membuat biji kopi tak ikut terproses dalam sistem pencernaan Luwak. Dengan proses pencucian dan penyucian yang benar, maka biji kopi yang berstatus mutanajis tersebut bisa menjadi suci dan produk makanan olahan dari biji kopi tersebut menjadi halal untuk dikonsumsi. Proses pencucian dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran bekas tanah ataupun bekas kotoran Luwak. Setelah melalui proses pencucian dan dipastikan biji kopi benar-benar bersih, selanjutnya adalah penyucian biji kopi dengan membilasnya menggunakan air suci sebanyak 7 kali.

Bingung cari FASHION BUSANA MUSLIM JEMBER, ya di Muslim Mode

Jember merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan produksi Kopi Luwaknya, baik dari Jenis Arabika maupun Robusta. Salah satu sentra produksi Kopi Luwak di Jember terdapat di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji. di lokasi tersebut terdapat Pondok al-Hafidzi yang dulunya didirikan oleh Hafidz bin Utsman. Namun masyarakat sekitar lebih familiar dengan sebutan Pondok Bun Prink. Lokasi Pondok Bun Prink di Desa Nogosari berada di area sekitar perkebunan kopi yang dikelola oleh Puslitkoka Jember. Masyarakat di sekitar perkebunan kopi Desa Nogosari awalnya menganggap keberadaan Luwak di kebun kopi sebagai hama yang mengganggu tanaman kopi. Namun pada tahun 2011, Hendi Burahman yang mengubah persepsi masyarakat tentang binatang Luwak yang awalnya dianggap hama, kini menjadi sahabat yang mendatangkan keuntungan tersendiri bagi masyarakat di Desa Nogosari. Ia juga menjadikan Pondok Bun Prink tidak sekedar sebagai pondok biasa, namun juga sebagai salah satu sentra produksi Kopi Luwak Jember.

Bingung cari TOKO BAJU GROSIR JEMBER, ya di Muslim Mode

Kopi Luwak Bun Prink diperoleh dari Luwak liar, sehingga kualitasnya lebih baik dari pada Kopi yang didapat dari Luwak yang dipelihara. Namun karena diperoleh dari Luwak liar, maka produktivitas kopi Luwak yang dihasilkan pun amat terbatas, per-bulan Bun Prink hanya bisa menghasilkan 1-2 kwintal kopi. sedangkan pada musim panen kopi, Bun Prink bisa menghasilkan sampai 10 kwintal sebulan. Dalam proses pencucian biji kopi yang masih tercampur dengan kotoran Luwak, Bun Prink memperhatikan standar MUI. Pengolahan biji kopi di Bun Prink yang menggunakan cara tradisional, tidak karena keterbatasan alat dan teknologi, melainkan hasil olahan secara tradisional dipercaya memiliki cita rasa dan kualitas yang lebih baik dibanding hasil olahan dengan cara modern. Sampai kini Bun Prink telah mengekspor produknya ke luar negeri, seperti: Malaysia, Singapura, Korea, Taiwan, Tiongkok, dan Rumania.

Bingung cari TOKO BAJU MURAH JEMBER, ya di Muslim Mode

Kopi Unik Dari Jember Itu Bernama Koplak


Bingung cari TOKO BAJU GAMIS JEMBER, ya di Muslim Mode

Jika buah salak diolah menjadi kripik atau makanan olahan lain, tentu hal itu sudah tidak terlalu aneh bagi yang melihatnya. Namun jika biji salak diolah menjadi minuman kopi, hal ini mungkin terasa agak unik. Bustomi, salah seorang warga Semboro Jember mengubah biji salak yang tidak memiliki nilai ekonomis, menjadi sejenis minuman kopi yang ia sebut dengan “Koplak”, alias Kopi Biji Salak. Agar mudah dikenal oleh konsumen, ia menamainya “Koplak”, alias “Kopi Salak”. Keunggulan Koplak tersebut, tentu terdapat pada nilai kreatif, inovatif, dan ekonomisnya. Selain itu, karena tidak terbuat dari biji kopi, tentu kopi KW tersebut bebas kafein dan juga tidak menimbulkan efek perut kembung.

Bingung cari MODEL MUSLIM TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Inspirasi pembuatan kopi biji salak tersebut datang karena di kampungnya, Dusun Salakan Desa Semboro, terdapat banyak pembuat kue pia berbahan salak. Melihat banyaknya limbah biji salak berserakan, terfikir olehnya apakah mungkin dari biji salak tersebut diolah menjadi sesuatu yang bisa dikonsumsi. Bustomi kemudian mencari tahu lewat internet tentang kandungan biji salak, apakah ia aman jika diolah menjadi bahan pangan. Setelah yakin aman, barulah pada akhir tahun 2015 ia mulai berkreasi membuat Kopi Biji Salak. cara pembuatan kopi ini juga tidak berbeda dengan proses pembuatan kopi pada umumnya. Hanya sebelumnya, biji salak perlu dipotong kecil-kecil agar tidak bagian dalamnya bisa kering ketika dijemur. Penjemuran di bawah terik matahari memakan waktu 5-7 hari. Dari sisi aroma dan rasa, Kopi ini agak unik, aroma seperti jambu muda dan rasanya mirip seperti habis makan salak muda.

Bingung cari KOLEKSI BAJU TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Kopi ini pernah diteliti di laboratorium makanan dan Minuman Universitas Jember (Unej). Hasilnya aman, bahkan beberapa orang percaya bahwa kopi tersebut juga dapat menyembuhkan diare, asam urat, hipertensi dan dapat menyehatkan pinggang dan lambung, serta berfungsi untuk ketahanan tubuh. Bustomi sendiri mangaku mampu menjual 150 karton perbulan. Per-kartonnya berisi 150 gram bubuk kopi biji salak. Kopi tersebut kini telah dijual di beberapa minimarket di Jember dan outlet oleh-oleh khas Jember dengan harga kisaran Rp 15.000. Penjualan secara online pun telah sampai ke Jakarta dan NTB.

Bingung cari FASHION BUSANA MUSLIM JEMBER, ya di Muslim Mode

Bustomi ternyata bukanlah satu-satunya penemu inspirasi kopi biji salak, warga Jember lainnya, Nuril Anwar juga merupakan orang yang mendapat inspirasi itu, Sebelumnya, pada tahun 2013 Nuril Anwar menekuni usaha produksi olahan kripik salak. Ia bahkan telah mematenkan kopi biji salak tersebut dalam daftar merek produksi Q-Ecco yang ia dirikan. Kopi tersebut juga pernah ditampilkan pada Expo 2017 di Kota Malang. Pemasaran kopi biji salak olahan Nuril Anwar tersebut tidak hanya di Jawa, tetapi juga sudah sampai Bali. Dari penjualan kopi biji salak tersebut, Nuril dapat memperoleh omzet 90 juta per-bulannya. Ke depan ia berusaha agar pemasaran kopi yang telah ia patenkan tersebut merambah ke pasar dalam dan luar negeri, tentunya setelah melalui proses pengujian di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang tengah ia perjuangkan. Setelah berhasil dengan pengolahan daging buah dan biji salak, Nuril Anwar kini bersama Politeknik Negeri Jember tengah meneliti tentang kemungkinan pemanfaatan kulit ari salak.

Bingung cari TOKO BAJU GROSIR JEMBER, ya di Muslim Mode

Sunday, July 28, 2019

Kisah Heroik Jalan Mastrip


Bingung cari TOKO BAJU GAMIS JEMBER, ya di Muslim Mode

Bagi orang Jember, khususnya yang tinggal di area perkotaan, atau bagi yang sering lalu lalang di area tersebut, tentu tidak akan asing dengan keberadaan Jalan Mastrip. Di jalan tersebut bahkan terdapat dua kampus ternama di Jember, yakni Kampus Poli Teknik Negeri (Poltek) Jember di sebelah utara jalan, dan Kampus Kedokteran Gigi Universitas Jember (Unej) di sebelah selatan jalan. Siapa sangka bahwa nama Jalan Mastrip tidak hanya ada di Jember, tetapi ada juga di kota-kota lain seperti Blitar, Surabaya, Bojonegoro, Madiun, Nganjuk, Tuban, Probolinggo, Lamongan, dan lain sebagainya. Di balik nama jalan tersebut ternyata tersimpan sisa-sisa memoir sejarah heroik Bangsa Indonesia, yang barangkali di era milenial saat ini, telah terhapus dari ingatan kebanyakan orang.

Bingung cari MODEL MUSLIM TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Selepas Indonesia memploklamirkan kemerdekaannya dari Jepang pada 17 Agustus 1945, ternyata Belanda tidak serta merta mengakui deklarasi kemerdekaan tersebut. Bersama dengan tentara sekutu, mereka datang kembali ke Indonesia untuk mengambil alih kembali wilayah yang dulu pernah ia jajah. Tentu niat Belanda tersebut disambut dengan penentangan dan perlawanan mati-matian oleh segenap elemen Bangsa Indonesia.
Pertempuran heroik melawan Belanda terjadi meluas di banyak tempat. Pada tanggal 19 September 1945 di Surabaya terjadi sebuah insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato. Puluhan tahun setelah peristiwa heroik itu, hotel yang terletak di Jl. Tunjungan tersebut masih terlihat orisinil layaknya kondisinya di tahun 1945, hanya namanya yang kini telah berubah menjadi Hotel Majapahit. Kemudian  bulan berikutnya, pada tanggal 10 November 1945 terjadi perlawanan arek-arek Surabaya melawan Belanda yang dilatarbelakangi tewasnya Brigjen AWS. Mallaby, momen itu kini diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Bingung cari KOLEKSI BAJU TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang merupakan cikal bakal TNI, kala itu mendapat dukungan dari berbagai kalangan sipil yang membentuk laskar atau barisan paramiliter seperti Hizbullah, Sabilillah, dan lain sebagainya. Ada pula laskar-laskar paramiliter yang anggotanya terdiri dari kalangan pemuda dan pelajar dengan rentang usia antara 12 hingga 20 tahun, yang nantinya terkenal bernama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).

Para pelajar pada awal kemerdekaan tergabung dalam organisasi pelajar yaitu Ikatan Pelajar Indonesia (IPI). Kondisi Negara yang tengah gawat akibat serangan Belanda bersama sekutu, memanggil gelora semangat mereka untuk ikut berjuang. Mereka kemudian membentuk sayap militer di dalam IPI yang bernama “IPI Bagian Pertahanan”. Nama tersebut kemudian berubah nama menjadi “Markas Pertahanan Pelajar” (MPP). Sayap militer tersebut menjadi wadah bagi para pelajar setingkat SMP dan SMA kala itu untuk berjuang mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. MPP terdiri dari 3 resimen yaitu:
Resimen A di Jawa Timur dipimpin oleh Isman,
Resimen B di Jawa Tengah dipimpin oleh Soebroto,
Resimen C di Jawa Barat dipimpin oleh Mahatma.

Bingung cari FASHION BUSANA MUSLIM JEMBER, ya di Muslim Mode

Setiap daerah memiliki penyebutan tersendiri terhadap kesatuan tentara pelajar yang ada di wilayahnya. Secara umum, di Jawa Barat mereka dikenal dengan Corps Pelajar Siliwangi (CPS), di Jawa Tengah dikenal dengan Tentara Pelajar (TP), dan di Jawa Timur dikenal dengan Tentara Republik Indonesi Pelajar (TRIP). Namun pada skop kesatuan yang lebih kecil di daerah-daerah, mereka memiliki sebutan yang lebih banyak lagi. misalkan di Jogja dan beberapa wilayah Jawa Timur dan Jawa tengah, terdapat Tentara Genie Pelajar (TGP), di Boyolali ada Sturm Abteilung (SA), di Banyumas ada Pasukan Pelajar IMAM (Indonesia Merdeka Atoe Mati), di Solo dan Surakarta ada Mastepe, di Pati ada Pasukan T (Pasukan Tjadangan Ronggolawe), dan lain sebagainya.

Bingung cari BAJU ONLINE MURAH JEMBER, ya di Muslim Mode

Nama Resimen A di Jawa Timur, hampir tidak pernah digunakan, justru sebutan TRIP yang tenar. Sebelum bernama TRIP, kesatuan tentara pelajar di Jawa timur sempat mengalami perubahan nama berulang kali. Pada awalnya kesatuan ini bernama BKR Pelajar, mengikuti nama cikal bakal tentara nasional yang kala itu yang bernama BKR (Badan Keamanan Rakyat). Tanggal 5 Oktober 1945 BKR berubah menjadi TKR (tentara Keamanan Rakyat), maka dengan sendirinya, pada tanggal 19 Oktober 1945 BKR Pelajar pun berubah nama menjadi TKR Pelajar yang diresmikan oleh komandan TKR Kota Surabaya, Mayjen Soengkono. Tahun 1946 TKR berubah lagi menjadi TRI (tentara Republik Indonesia), maka pada tanggal 26 Januari 1946 TKR pelajarpun berubah nama menjadi TRI Pelajar yang kemudian dikenal dengan sebutan TRIP. Selain sebutan tersebut, korps ini juga dikenal dengan nama Ex Brigade XVII Tentara Pelajar, sementara pihak Belanda menyebut mereka dengan Die Kleintjes TRIP.

Bingung cari TOKO BAJU GROSIR JEMBER, ya di Muslim Mode

Pasukan TRIP Jawa Timur, markas pusatnya yang ada di Malang, sementara pemusatan pasukannya ditempatkan di Desa Jetis, sebelah timur Mojokerto. Tempat tersebut merupakan basis perjuangan pelajar-pelajar yang akan menuju garis depan. mereka yang datang dari daerah-daerah seperti: Kediri, Blitar, Malang, Jember, Madiun, Bojonegoro dan tempat tempat lain. Pasukan TRIP Jawa Timur memiliki 5 Batalion, yakni:
Batalion 1000 meliputi Karesidenan Surabaya, markasnya berkedudukan di Mojokerto, pimpinannya adalah pelajar Gatot Kusumo. 
Batalion 2000 meliputi Karesidenan Madiun dan  Bojonegoro, markasnya berkedudukan di Madiun, pimpinannya adalah pelajar Surachman.
Batalion 3000 berkedudukan di Karesidenan Kediri, markasnya berkedudukan di Kediri, pimpinannya adalah pelajar Sudarno.
Batalion 4000 meliputi Karesidenan Besuki dan lumajang, pimpinannya adalah pelajar Mukarto. Markasnya berkedudukan di  Jember, tepatnya terletak di Jl. Yos Sudarso no. 4, di Pavilyun rumah keluarga Soeparman (Boediman).
Batalion 5000 meliputi Karesidenan Malang, markasnya berkedudukan di Malang pimpinannya adalah pelajar Susanto.

Bingung cari TOKO BAJU MURAH JEMBER, ya di Muslim Mode

Pada tahun 1948, saat menghadapi Agresi Belanda II, Presiden Soekarno memasukkan kesatuan pelajar pejuang ini ke dalam kesatuan otonom di jajaran TNI (Tentara Nasional Indonesia), yakni Brigade XVII TNI, yang di berada bawah kendali Markas Besar Komando Djawa (MBKD). Kesatuan Tentara Pelajar ini dibagi menjadi 4 detasemen dan 1 detasemen khusus, yakni:
Detasemen I untuk Jawa Timur yang lebih dikenal dengan nama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di bawah komando Isman;
Detasemen II di Solo, Semarang dan sekitarnya di bawah komando Achmadi;
Detasemen III di Yogyakarta, Kedu, Banyumas, Pekalongan dan sekitarnya di bawah komando Martono
Detasemen IV di Cirebon dan Jawa Barat umumnya dengan julukan Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) di bawah komando Solichin.
Detasemen V (detasemen khusus teknik) bernama Tentara Genie Pelajar (TGP) di bawah komando Hartawan.

Bingung cari FASHION HIJAB TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode

Uniknya, karena statusnya sebagai pelajar, kesatuan tentara pelajar ini, ketika menghadapi musim ujian sekolah, mereka  meninggalkan markas, pulang kembali  ke sekolah masing-masing untuk mengejar ketertinggalan pelajaran. Hal tersebut berlaku kecuali dalam kondisi darurat. Setelah masa kenaikan kelas atau ujian akhir selesai mereka akan dikirim kembali ke  front secara bergilir. Bila Belanda melakukan agresi militer,  maka seluruh anggota TRIP harus terjun langsung. 
Panggilan atau sapaan “Mas” merupakan sapaan yang umum digunakan untuk lelaki dalam kultur Jawa Timur. Sebutan ini pun popular untuk memanggil para pelajar dan pemuda yang tergabung dalam kesatuan ini TRIP. karena seringkali tidak tahu atau tidak hafal nama masing-masing anggota korps TRIP, maka masyarakat akhirnya terbiasa memanggil mereka dengan “Mas TRIP”.

Bingung cari KOLEKSI BAJU MUSLIM JEMBER, ya di Muslim Mode

Pada awal 1951, kesatuan Tentara Pelajar secara resmi dibubarkan dalam sebuah upacara demobilisasi. Masing-masing anggota diberi penghargaan dari Pemerintah RI mewakili negara berupa "uang jasa", semacam beasiswa, yang disebut KUDP. Selain itu diberikan pula pilihan, apakah hendak melanjutkan studi yang terbengkalai selama menjadi tentara pejuang, atau tetap melanjutkan karier militer di TNI maupun Polri. Meskipun secara resmi telah dibubarkan, namun saat ini masih ada kesatuan-kesatuan yang secara kesejarahan menginduk kepada Tentara Pelajar. Salah satunya adalah Resimen Mahasiswa (Menwa) yang terdapat hampir di setiap kampus di Indonesia. Salah satu bukti yang bisa terlihat dengan jelas adalah kesamaan lambang Menwa dan TRIP. Lambang tersebut berupa senjata senapan kokang yang disilangkan dengan pena tinta bulu. Helm dan senjata melambangkan kiprah sebagai pejuang, sedangkan pena tinta bulu melambangkan statusnya yang masih sebagai pelajar.

Bingung cari BAJU MUSLIM MURAH JEMBER, ya di Muslim Mode

Saat ini, untuk mengenang jasa para pahlawan Tentara Pelajar, nama Tentara Pelajar, Mastrip, dan sebutan lain yang sejenis diabadikan menjadi nama-nama jalan di kota besar di Indonesia, khususnya di Jawa. Ada pula nama-nama jalan yang diambilkan dari nama pahlawan-pahlawan Mastrip, misalnya Slamet Riyadi. Di Jember, Jl. Slamet Riyadi terletak di pertigaan lampu merah Jl. Mastrip ke arah utara. Selain diabadikan sebagai nama-nama jalan, dibangun pula monumen atau tugu Mastrip di berbagai tempat. Di Jember, Monumen/Tugu Mastrip dibangun tahun 1965 oleh AMD Marinir. Monumen ini berdiri di Desa Sukojember, kecamatan Jelbuk, tepat di pinggir jalan antar kota (Jember-Bondowoso), dan berada di ketinggian tanah. di tempat inilah pernah terjadi peristiwa penghadangan konvoi tentara penjajah yang akan memasuki kota Jember saat Agresi Miiter I tahun 1947 yang dilakukan oleh TRIP Batalion 4000. Aksi penghadangan ini dilakukan setiap malam dengan bersembunyi di atas dataran tinggi tersebut. Hal ini membuat kesatuan TRIP Batalion 4000 ini juga dikenal dengan nama “Pasukan Kukuk Beluk”. Namun disayangkan, Tugu Mastrip di Desa Panduman tersebut nampaknya kurang terawat dan berada dalam kondisi yang cukup mengenaskan.

Tuesday, July 23, 2019

Republik Kopi Bondowoso


Kabupaten Bondowoso, yang sudah sejak lama dikenal dengan ikon Tape, kini mentahbiskan kopi sebagai ikon barunya yang terbukti mampu mengangkat nama kabupaten di wilayah Tapal Kuda yang tidak memiliki wilayah laut ini ke kancah internasional. Sejak tahun 2011 Pemkab Bondowoso, bersama Puslitkoka, Perhutani, perbankan, dan asosiasi petani kopi bersinergi dan bekerja keras untuk fokus mengembangkan kopi arabika. Hasilnya, pada tahun 2013 Kopi Arabika Java Ijen Raung asal Bondowoso mendapat pengakuan dunia dengan memperoleh sertifikat internasional. Hal ini membuat Bupati Bondowoso, Amin Said Husni, pada tahun 2016 lalu, mendeklarasikan kabupatennya sebagai “Republik Kopi”. Pada tahun 2018, dari 3000 ton produksi kopi Arabika Bondowoso, sepertiganya mampu diekspor menembus pasar dunia.
Gelar Republik Kopi yang disandang oleh Kabupaten Bondowoso memang tidaklah berlebihan, dari 34 unit perkebunan milik PTPN XII, hanya ada 4 unit kebun yang mengembangkan komoditas tanaman kopi Arabika, 3 diantaranya ada di Bondowoso, yakni Kebun Jampit, Kebun Blawan, dan Kebun Pancor, sedangkan yang satu, yakni Kebun Kayumas ada di Situbondo. Dari ketiga kebun kopi tersebut dihasilkan kopi arabika bertaraf internasional yang terkenal dengan sebutan Java Coffee Jampit, Java Coffee Blawan, dan Java Coffee Pancoer.

Perlu Sewa ruang meeting di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya

Sebagaimana di banyak daerah lainnya, Kabupaten Bondowoso juga memiliki ajang tahunan pemilihan duta wisata, yakni Kacong Jebbing Bondowoso. Pemilihan duta wisata semacam itu, di Jember dikenal dengan Gus Ning dan di Jawa Timur dikenal dengan Raka Raki. Pemilihan duta wisata Kacong Jebbing Bondowoso bertujuan untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang ada di Bondowoso. Bahkan berikutnya Kacong Jebbing tidak hanya sebagai duta pariwisata saja, tetapi juga menjadi duta kopi Bondowoso. Hal tersebut merupakan salah satu langkah serius Pemkab Bondowoso dalam mempromosikan komoditas kopi Bondowoso.
Diantara 4 kebun kopi PTPN XII yang ada di Bondowoso, Kebun Jampit nampaknya memegang posisi yang sangat strategis. Kebun yang berada di Desa Jampit Kecamatan Sempol Bondowoso ini mampu memproduksi 1000 ton kopi Arabika per tahun. Selain itu, kebun Jampit juga memiliki agro wisata berupa Guest House atau Rumah Jampit, yakni rumah peninggalan keluarga Belanda yang berdiri sejak tahun 1927. Rumah yang sebagian bangunannya terbuat dari kayu ini dulunya ditempati keluarga Belanda yang menjadi pengelola Kebun Jampit. Rumah tersebut tampak memukau dengan corak bangunan tua khas Belanda, lengkap dengan cerobong asap dan perapian di ruang tengahnya. Tepat di depan rumah tersebut terdapat pohon yang nampaknya telah berusia ratusan tahun dan aneka bunga seperti Dandelion, Chrisan, Mawar, dan Lily yang konon dulunya didatangkan langsung dari Eropa menghiasi halaman Guest House. Pengunjung juga bisa mampir di kebun strawberry yang berjajar di sepanjang jalan menuju Kebun Jampit.

Perlu Sewa virtual office murah di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya
Nuansa pemandangan di Guest House maupun di kawasan Jampit tersebut membawa para pengunjungnya seolah-olah tengah berada di Eropa. Tidak salah jika kawasan ini dijuluki dengan Desa Eropa atau potongan Eropa di Jawa. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Guest House ini untuk sekedar menikmati pemandangan atau bahkan menginap. Rumah tersebut bahkan pernah dijadikan sebagai tempat karantina Kacong Jebbing Bondowoso tahun 2016.

Selain Kebun Jampit, Kebun Blawan juga memberikan suguhan menarik bagi siapapun yang berminat mengunjunginya. Lokasinya terletak di Desa Kalianyar dan Sumberejo Kecamatan Sempol, cukup dekat dengan kawasan wisata Kawah Ijen. Di dekat Blawan, juga terdapat bangunan peninggalan Belanda, sebagian bangunan terbuat dari kayu, dan telah berdiri sejak tahun 1894. Bangunan tersebut kini dengan nuansa arsitektur kuno yang tetap terjaga, menjadi hotel, Catimore Homestay. Karena letaknya yang dekat dengan wisata kawah Ijen, pabrik pengolahan kopi, dan perkebunan Blawan, banyak wisatawan mancanegara yang datang dan menginap di hotel tersebut. Di Blawan, khususnya di Catimore Homestay, pengunjung dapat menikmati sensasi minum kopi arabika sambil berendam di Jacuzzi, (kolam air panas) yang langsung berasal dari sumber mata air yang mengandung belerang, yang disebut. Di kawasan Blawan terdapat air terjun yang menawan dan gua kapur yang konon dulunya merupakan tempat pertapaan Damar Wulan sebelum berduel melawan Minak Jinggo. Ada pula air terjun yang menyerupai pemandangan Air terjun Niagara, namun dalam ukuran mini, sehingga kerap disebut Niagara Mini.

Perlu Sewa tempat usaha murah di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya

Komoditas Kopi Bondowoso, khususnya klaster kopi yang dikembangkan di lereng Gunung Ijen dan Raung, tidak hanya dijual dalam bentuk mentah di pasaran, tetapi dapat juga dinikmati oleh masyarakat dalam bentuk minuman. Jika anda ingin menikmati sensasi kopi khas Bondowoso, anda bisa mampir ke “Kampung Kopi” yang terdapat di sepanjang Jl. Pelita, Kelurahan Tamansari, Bondowoso. Sejak awal tahun 2018 lalu, warga yang berada di sepanjang jalan itu, mendeklarasikan area tersebut sebagai Kampung Kopi. Sebelumnya, lokasi tersebut sangat sepi, meskipun letaknya berada di tengah kota. Namun kini kondisi area sekitar jalan tersebut berubah drastis dengan semakin banyak warung kopi yang didirikannya warung kopi secara mandiri oleh warga. saat ini jumlahnya sudah mencapai 30 warung. Pengunjungnya pun bukan hanya dari Bondowoso, banyak pula dari wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Perlu Sewa ruang kantor murah di Jember, Sevendream City (SDC) solusinya

Paparan di atas merupakan kisah sukses Kabupaten Bondowoso dalam bertransformasi dari Kota Tape yang bertaraf lokal, menjadi Republik Kopi yang bertaraf internasional. Hal tersebut layak menjadi inspirasi bagi kabupaten-kabupaten lain di wilayah Tapal Kuda, termasuk Kabupaten Jember untuk mengembangkan keunggulan potensi wisata di daerahnya, khususnya wisata kopi.