Bingung cari TOKO BAJU GAMIS JEMBER, ya di Muslim Mode
Jika buah salak diolah menjadi kripik
atau makanan olahan lain, tentu hal itu sudah tidak terlalu aneh bagi yang
melihatnya. Namun jika biji salak diolah menjadi minuman kopi, hal ini mungkin
terasa agak unik. Bustomi, salah seorang warga Semboro Jember mengubah biji
salak yang tidak memiliki nilai ekonomis, menjadi sejenis minuman kopi yang ia
sebut dengan “Koplak”, alias Kopi Biji Salak. Agar mudah dikenal oleh konsumen,
ia menamainya “Koplak”, alias “Kopi Salak”. Keunggulan Koplak tersebut, tentu
terdapat pada nilai kreatif, inovatif, dan ekonomisnya. Selain itu, karena
tidak terbuat dari biji kopi, tentu kopi KW tersebut bebas kafein dan juga
tidak menimbulkan efek perut kembung.
Bingung cari MODEL MUSLIM TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode
Inspirasi pembuatan kopi biji salak
tersebut datang karena di kampungnya, Dusun Salakan Desa Semboro, terdapat
banyak pembuat kue pia berbahan salak. Melihat banyaknya limbah biji salak
berserakan, terfikir olehnya apakah mungkin dari biji salak tersebut diolah
menjadi sesuatu yang bisa dikonsumsi. Bustomi kemudian mencari tahu lewat
internet tentang kandungan biji salak, apakah ia aman jika diolah menjadi bahan
pangan. Setelah yakin aman, barulah pada akhir tahun 2015 ia mulai berkreasi
membuat Kopi Biji Salak. cara pembuatan kopi ini juga tidak berbeda dengan
proses pembuatan kopi pada umumnya. Hanya sebelumnya, biji salak perlu dipotong
kecil-kecil agar tidak bagian dalamnya bisa kering ketika dijemur. Penjemuran
di bawah terik matahari memakan waktu 5-7 hari. Dari sisi aroma dan rasa, Kopi ini
agak unik, aroma seperti jambu muda dan rasanya mirip seperti habis makan salak
muda.
Bingung cari KOLEKSI BAJU TERBARU JEMBER, ya di Muslim Mode
Kopi ini pernah diteliti di laboratorium
makanan dan Minuman Universitas Jember (Unej). Hasilnya aman, bahkan beberapa
orang percaya bahwa kopi tersebut juga dapat menyembuhkan diare, asam urat,
hipertensi dan dapat menyehatkan pinggang dan lambung, serta berfungsi untuk
ketahanan tubuh. Bustomi sendiri mangaku mampu menjual 150 karton perbulan.
Per-kartonnya berisi 150 gram bubuk kopi biji salak. Kopi tersebut kini telah
dijual di beberapa minimarket di Jember dan outlet oleh-oleh khas Jember dengan
harga kisaran Rp 15.000. Penjualan secara online pun telah sampai ke Jakarta
dan NTB.
Bingung cari FASHION BUSANA MUSLIM JEMBER, ya di Muslim Mode
Bustomi ternyata bukanlah satu-satunya
penemu inspirasi kopi biji salak, warga Jember lainnya, Nuril Anwar juga
merupakan orang yang mendapat inspirasi itu, Sebelumnya, pada tahun 2013 Nuril
Anwar menekuni usaha produksi olahan kripik salak. Ia bahkan telah mematenkan kopi
biji salak tersebut dalam daftar merek produksi Q-Ecco yang ia dirikan. Kopi
tersebut juga pernah ditampilkan pada Expo 2017 di Kota Malang. Pemasaran kopi
biji salak olahan Nuril Anwar tersebut tidak hanya di Jawa, tetapi juga sudah
sampai Bali. Dari penjualan kopi biji salak tersebut, Nuril dapat memperoleh
omzet 90 juta per-bulannya. Ke depan ia berusaha agar pemasaran kopi yang telah
ia patenkan tersebut merambah ke pasar dalam dan luar negeri, tentunya setelah
melalui proses pengujian di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang tengah
ia perjuangkan. Setelah berhasil dengan pengolahan daging buah dan biji salak,
Nuril Anwar kini bersama Politeknik Negeri Jember tengah meneliti tentang
kemungkinan pemanfaatan kulit ari salak.
Bingung cari TOKO BAJU GROSIR JEMBER, ya di Muslim Mode
No comments:
Post a Comment